![]() |
Subur, jagung sebagai komoditas desa / photo by cahyo |
Orang awam mungkin
mendengar pulau yang satu ini memiliki berbagai macam persepsi bukan hanya tentang
manusianya tetapi juga tentang budayanya. Madura merupakan pulau
yang memiki beragam budaya seperti karapan sapi dan juga potensi alam yang melimpah seperti
pertanian salah satunya yaitu desa morombuh kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan.
Hentangan sawah dan juga bukit kapur yang menjulang tinggi di setiap perjalanan
untuk akhirnya sampai di desa Moromboh.
Desa yang mayoritas
masyarakatnya berprofesi sebagai petani Bukan hanya menanam padi tetapi juga singkong dan jagung yang
menjadi mata pencaharian petani di desa Moromboh. Proses penanaman yang di
lakukan bergilir dari padi kemudian singkong lalu jagung di sesuaikan dengan
musim yang mendukung untuk menanam tanaman tersebut. Singkong dan juga jagung
bukan hanya untuk di jual di tengkulak tetapi masyarakat desa Moromboh menjadikan
jagung dan juga singkong menjadi salah satu makanan pokok setelah nasi. Jagung
yang di jadikan sebagai nasi jagung istilahnya orang madura terdahulu “kalau
belum makan nasi jagung rasanya belum kenyang”. Selain jagung, singkong juga di
gunakan sebagai kerupuk singkong. Kebisaan Petani di desa Morombuh mereka
selalu menyisihkan singkog ataupun jagung di olah untuk dijadikan krupuk
singkong ataupun nasi jagung.
Melihat potensi
pertanian singkong dan juga jagung di desa Morombuh yang di jual dan di buat
makanan untuk konsumsi sendiri membuat mahasiswa Univerasitas Trunojoyo yang
tergabung di kelompok 90 KKN (kuliah
Kerja Nyata) Tematik tahun 2018 berinisiatif untuk membuat sesuatu yang baru
yaitu dengan memanfaatkan jagung yang di olah untuk di jadikan krupuk jagung dalam meningkatkan industri kreatif
rumah tangga dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat desa Morombuh terutama
dalam sektor pertanian yang dalam pelatihannya diikuti oleh ibu-ibu PKK Desa
Moromboh.
Meskipun lahan pertanan
yang cukup luas ternyata masyarakat desa Morombuh bukan hanya bekerja sebagai petani tetapi untuk pemuda desa Morombuh banyak yang bekerja di
luar seperti Surabaya , menjadi TKI/TKW dan juga bekerja di bukit kapur. Yang
bekerja di sektor pertanian mayoritas adalah ibu-ibu yang sudah berumur. Ini
juga mnjadi salah satu alasan dalam upaya meningkatkan ekonomik kreatif dalam
sektor pertanian yang akan terus berkembang kepada para generasi dan tidak
berhenti di masa nenek moyangnya nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar